Gol Fandi dan Joko Malis Taklukan Arsenal

Kompas 17 Juni 1983. Niac Mitra 2, Arsenal 0. Niac Mitra mengukir kenangan indah lagi di depan ribuan penggemarnya di Stadion Gelora 10 Nopember ketika sore kemarin agak diluar dugaan menaklukan klub kenamaan Inggris, Arsenal, dengan kemenangan mutlak 2-0 (1-0).

Fandi Ahmad penyerang impor dari Singapura yang bersama kiper David Lee mengucapkan Sayonaea seusai pertandingan, membuka skor pada menit ke-37.Lima menit menjelang usai, Joko Malis menciptakan gol kedua yang membuat lawannya tak mungkin lagi menghidarkan kekalahannya. Ini merupakan kekalahan pertama dan juga terpahit dari tiga pertandingan perlawatan Arsenal di Indonesia. Dalam dua pertandingan sebelumnya mereka mengalahkan PSMS Plus 3-0 di Medan dan menggulingkan PSSI Selection 5-0 di Stadion Utama Senayan.

 

Dilain pihak Niac Mitra membuat kemenangan yang kedua dalam 40 hari setelah ditempat yang sama awal Mei meunundukan Indonesia Muda 2-0 untuk memastikan gelar Juara Galatama tetap dalam pangkuan klub kebanggaan masyarakat Surabaya dan sekitarnya itu.

Bos Niac, Wenas begitu gembiranya oleh kemenangan itu hingga karangan bunga yang semula akan diberikan kepada kesebelasan tamu dialihkan kepada Fandi Ahmad dan kawan kawan.Dan ditengah tepukan suka cita penonton, para pemain berlari-lari mengelilingi lapangan dengan wajah penuh ceria dan kebanggaan.

Sulit Tidur.

Sementara itu para pemain Arsenal keluar dari lapangan dengan wajah murung yang mencerminkan jelas sekali kekecewaan dan penyesalan mereka. Dikamar pakaian, Pat Jennings dan kawan kawannya melepas pakaian dengan disertai hentakan-hentakan yang setiap kali terus diiringi perasaan kecewa. Manajer Terry Neill mencoba menenangkan mereka dan minta agar tidak terlampau larut dalam kesedihan.Tapi sesaat kemudian kepada Kompas ia sendiri tak bisa menutupi perasaan galaunya.”sangat mengecewakan dan membuat Kami sulit tidur”,Katanya.

Pernyataannya amat beralasan, sebab mereka mengharapkan pertandingan ini akan memberikan kemenangan dan sekaligus kenangan terakhir dalam perlawatan pertamanya ke Indonesia ini sebelum bertolak ke Bali untuk sepenuhnya menikmati liburan. Namun demikian Neill tidak menganggap sebagai kekalahan terburuk dalam sejarah klub di bagian Utara London yang telah berusia satu abad itu. “Kami tidak main buruk,Anda lihat sendiri,Kami mestinya paling sedikit mencetak enam gol”,Katanya.

Ia akui kegagalan mereka mencetak gol karena ketatnya pertahanan Niac. Dan meski kiper david Lee tak dinilainya bagus karena memperlambat pertandingan,Ia menilai Niac memang pantas menang,”inilah memang tim terbaik yang Kami hadapi dalam perlawatan ini”,tambahnya. Diaktakan pula,udara yang sangat panas,lapangan yang buruk dan kepemimpinan jelek wasit Hatta Ruslan serta para hakim garis, merupakan faktor lain yang menggagalkan kemenangan Arsenal.”Tak mungkin anda mengaggapnya alasan tim yang kalah.Saya sendiri sebenarnya tak suka mengungkapkannya.Dan harus saya akui,kesalahan Kami adalah tidak bisa mencetak gol”,Tuturnya.

Dua oemain internasional, back kiri Kenny sansom dan gelandang Graham Rix, mengungkapkan alasan yang sama.Tapi secara terbuka mereka mengakui kepantasan Niac tampil sebagai pemenang.Kedua pemain pencetak gol dan gelandang yang jangkung itu (maksudnya Rudy Kelces), bermain sangat bagus”,Kata keduanya di kamar pakaian.

Kartu Merah.

Gelandang internasional lainnya, Alan Sunderland, menolak untuk memberi keterangan,termasuk tentang kartu merah yang diberikan wasit terhadapnya.Ia memang jelas salah dengan menendang secara kasar center back Tommy Latuperissa,sepuluh menit setelah memperoleh kartu kuning karena menendang Joko Malis.

Dalam pertandingan melawan PSSI Selection, Sunderland juga terkena kartu kuning.Tapi pengusiran terhadapnya pada menit ke-80 itu sekaligus merupakan sinyal awal dari kehancuran total Arsenal.Lima menit kemudian Joko Malis mencetak gol kedua dan tiga menit kemudian Syamsul Arifin yang menggantikan Hamid Asnan nyaris pula mencetak gol tambahan.

Tapi kelemahan Arsenal sudah mulai menonjol sejak menit ke-30 dengan gerebakannya yang tidak menghasilkan peluang bagus dari Sunderland, Rix, dan pemain sayap Brian McDermott.Terakhir Tommy Latuperissa menyelematkan dari bawah gawang setelah kiper David Lee dibuat tidak berdaya oleh umpan tarik McDermott yang disambar penyerang berkulit hitam,Paul Davis.

Kecepatan.

Sebaliknya, Fandi,Joko,Rudy Kelces, dan kawan-kawan makin dapat menikmati keunggulan mereka dalam kecepatan dan kerjasama umpan-umpan pendek.Dan setelah dua kali gagal pada menit ke-37 Fandi menaklukan kiper kaliber dunia Pat Jennings dengan tembakan menyilang kaki kirinya, memanfaatkan umpan pendek Hamid Asnan ke depan kotak pinalti.

Joko yang bermain amat bergairah dan sempat pula membantu pertahanan, sebenarnya sudah harus mencetak gol pada menit ke-47.Ia sudah meninggalkan semua pemain lawan dan menggiring bola sendirian ke dalam kotak pinalti,tetapi tembakannya terlalu lemah,sehingga Pat Jennings masih sempat menjatuhkan badan untuk menahannya.

Setelah itu Fandi kembali membuat peluang bagus sementara Arsenal juga masih bisa menyerang dan dua kali nyaris membuahkan gol kalau tak diselamatkan Tommy dan Yance Lilipaly dari bawah gawang.Tapi akhirnya Sunderland terkena kartu merah dan hampir menimbulkan perkelahian,dan gol Joko di menit ke-85 justru menjadi buahnya.Ini berawal dari Serbuan Fandi yang kemudian mendorong bola ke depan.Joko menusuk cepat sementara lawan memasang perangkap off side dengan sia-sia, dan dengan tembakan silang dari sisi kanan kotak pinalti,kiper Jennings kembali dibuat tak berdaya.Kepemimpinan wasit dan dukungan hakim garis sebenarnya tak hanya merugikan Arsenal.Pada pertengahan babak kedua wasit mustinya memberikan penalti untuk keuntungan Niac ketika Stewart Robson memegang bola dengan tangannya di depan gawang Jennings.

Susunan Pemain

Niac Mitra : David Lee,Budi Aswin,Wayan Diana,Tommy Latuperissa,Yudi Suryata,Rudy Kelces,Rae Bawa/Yusul Male,Joko Malis,Hamid Asnan/Syamsul Arifin,Fandi AHmad,Dullah Rahim/Yance Lilipaly

Arsenal : Pat Jennings,Colin Hill/Stewart Robson,David O’Leary,Chris Whyte/Lee Chapman,Kenny Samson,Brian Talbot,Alan Sunderland,Paul Davis,Brian McDermott,Raphael Meade/Terry Lee,Graham Rix

4 Comments

  1. Sangat membanggakan, terimakasih juga untuk artikel ini yang membangkitkan kenangan lama yang indah. Bravo Niac Mitra, sayang sekali klub besar ini sudah bubar….

  2. mengingatkanku bahwa sore yg selalu ditunggu ketika Niac Mitra bertanding, dan harapan menang selalu terwujud, ayo Surabaya kapan lagi lahir Niac Mitra yang lain….

  3. Kenangan yang sangat indah buat saya, yang kala itu bermain untuk Niac Mitra saat mengalahkan Arsenal 2 – 0, pada tanggal 16 Juni 1983. Tidak terasa sudah 30 tahun yang lalu.

  4. luar biasa cerita ini. jaman dulu Niac Mitra memang luar biasa. kita tunggu kiprah La Nyalla untuk menyalakan kembali api sepakbola di surabaya dan indonesia. tapi kok aku sangat ragu melihat kisruh PSS vs pemerintah sekarang hehehe….

Leave a reply to Yudi Suryata Cancel reply